A.KEBUDAYAAN
MASYARAKAT BETAWI
Suku Betawi berasal dari hasil
akulturasi antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang
mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku
dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan
orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok
etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih
dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon,
Melayu dan Tionghoa.
di betawi terdapat bernaeka ragam
kebudayaan-kebudayaan yang menciri-khas kan ke-eksistensian mereka di
indonesia.
Dalam bidang kesenian, misalnya,
orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik
Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab,
Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang
ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang
Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.
Sifat campur-aduk dalam dialek
Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil
perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain
di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang
Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok,
tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu
dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang
ke-Belanda-an.
Asumsi kebanyakan orang tentang
masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi,
pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil.
Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi
Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini .
Ada beberapa hal yang positif dari
Betawi antara lain jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun terkadang dalam
beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. Orang Betawi juga
sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama
yang beragama Islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat Betawi sangat menghargai
pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat Betawi
dan pendatang dari luar Jakarta.
Orang Betawi sangat menghormati
budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih
memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti
lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa
keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan oleh
modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). Namun tetap ada
optimisme dari masyarakat Betawi generasi mendatang yang justru akan menopang
modernisasi tersebut.
B.KELAKUAN ORANG BETAWI
Gambaran lain orang Betawi adalah sebuah penggambaran watak
seorang manusia yang menghargai kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran dan
keterbukaan dalam masyarakat Betawi merupakan hal yang sangat esensial dan
tampak dalam keseharian mereka, seperti terlihat dalam komunikasi mereka
sehari-hari. Kejujuran masyarakat Betawi ini terlihat menonjol pada pola
komunikasi mereka yang apa adanya, hampir jarang ditemui kata-kata untuk
memperhalus maksud pembicaraan. Jika mereka mengatakan Hitam, maka akan
dikatakan hitam, putih dikatakan putih, tidak dilebih-lebihkan atau
dikurang-kurangi.
Keterbukaan masyarakat Betawi menghadirkan rasa toleransi yang
tinggi mereka terhadap kaum pendatang. Hal ini sudah terjadi sejak
beratus-ratus tahun yang lalu hingga kini. Keterbukaan ini pun membuat
kebudayaan Betawi menjadi semakin semarak dengan masuknya unsur-unsur budaya
kaum pendatang yang berasimilasi dengan kebudayaan Betawi sendiri. Keterbukaan
ini membuat masyarakat Betawi tidak menutup diri terhadap kemajuan dan
perkembangan kebudayaan dunia. Akan tetapi, tentunya hal ini bukan berarti
mereka menerima begitu saja kebudayaan yang dibawa para pendatang itu. Mereka
juga mengkritisi kebudayaan itu sebelum mereka terima dalam keseharian mereka.
Keterbukaan dan kejujuran masyarakat Betawi dalam keseharian
ini pun melahirkan sikap orang Betawi humoris. Hal ini mungkin terjadi untuk
menghindari pertengkaran karena sikap terbuka dan jujur mereka yang mungkin
akan melukai hati orang lain. Dengan humor setidaknya sikap jujur mereka
terhadap perbuatan seseorang yang buruk hanya akan ditanggapi main-main atau
hanya bercanda oleh orang itu, walaupun maksudnya menyindir perbuatan orang
itu. Kelucuan masyarakat Betawi umumnya juga terjadi karena keluguan dan
kepolosan sikap mereka terhadap situasi yang mereka hadapi.
Bahkan jika kita memperhatikan dunia hiburan saat ini, kita
bisa mendapati jika model lawakan masyarakat Betawi banyak dimanfaatkan para
komedian Indonesia, misalnya bentuk lawakan yang mengajak penontot terlibat
seperti pada lenong yang dibawakan oleh Bolot, Malih dan teman-teman yang
lainnya. Hal ini bukan hanya karena masyarakat Betawi memiliki sense of humor
yang tinggi, tetapi juga karena model humor masyarakat Betawi hadir karena
kejujuran mereka, bukan dibuat-buat. Selain itu, model humor Betawi juga
mengajak penonton untuk aktif dan terlibat langsung dalam pertunjukkan mereka,
seperti terlihat pada pertunjukkan lenong.
Hal lain yang juga menunjukkan gambaran orang Betawi adalah
rasa cinta mereka terhadap bangsa dan negara. Kecintaan terhadap negara pada
masa kolonial dahulu ditampilkan dengan tidak bersekutu dengan pemerintah
kolonial. Sementara kecintaan pada masa kemerdekaan mereka tampilkan dengan
sikap yang mendukung pemerintahan yang sah Republik Indonesia. Walaupun
masyarakat Betawi bersikap terbuka dan bisa dikatakan jika bahasa Betawi itu
bersifat egaliter dan tidak memiliki tingkatan bahasa, seperti bahasa Jawa,
orang Betawi tetap mengahargai orang yang lebih tua. Dalam keseharian,
penghormatan terhadap orang yang lebih tua ini dihadirkan dalam sikap untuk
memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada orang tua, sebelum yang muda-muda.
Dalam bahasa atau omongan hal ini hadir dalam penyebutan diri mereka ketika
berbicara pada orang yang lebih tua dengan tidak memakai kata ganti diri gue,
tetapi kata ganti diri saye, aye atau menggunakan nama mereka sendiri.
Terakhir, dalam penggambaran saya, orang Betawi adalah orang
yang menghormati adat istiadat mereka dan sangat religius. Dalam masyarakat
Betawi, adat istiadat mereka jalani secara konsekuen. Hampir seluruh adat
istiadat masyarakat Betawi diwarnai oleh agama Islam. Hal inilah yang
menyebabkan masyarakat Betawi sangat taat terhadap ajaran agama yang mereka
anut. Kereligiusan masyarakat Betawi ini tampak dalam adat istiadat mereka yang
tidak pernah melepaskan unsur-unsur agama Islam dan sikap hidup sehari-hari
mereka. Bahkan kereligiusan ini pun melahirkan sikap hidup masyarakat Betawi
yang jujur dan sangat toleran. Ketoleranan inilah yang membuat mereka terbuka
terhadap para pendatang dan hal inilah yang membuat para pendatang betah hidup
di Jakarta karena keramahan penduduk aslinya.
Jadi, berdasarkan nilai-nilai kebetawian yang terlihat pada
lingkungan sekitar, tergambarlah bahwa orang Betawi adalah sosok manusia
Indonesia yang sangat mencintai negaranya, menghormati orang yang lebih tua,
mengharagai adat istiadat, jujur, sabar, berani, humoris, terbuka, dan
religius.
Bisa disimpulkan bahwa orang Betawi adalah orang yang teguh
dan taat pada keyakinan, adat istiadat dan agama mereka, bersikap jujur dan
menghormati orang tua, sabar dan berani dalam menghadapi tantangan hidup,
berwatak humoris dan terbuka terhadap kemajuan, dan sangat teguh menjalankan
agama Islam. Jadi jika banyak yang beranggapan orang betawi itu kasar dan
jahat, maka saya harus mencari tahu apakah ia benar-benar orang betawi asli
atau memang para pendatang yang mengaku-ngaku orang betawi. Semoga budaya
betawi masih bisa dilestarikan, tetapi tidak sebatas dilestarikan secara
ceremonial saja seperti pada acara abang-none jakarta yang selalu diadakan
setiap tahun itu.
C.KESENIAN KEBUDAYAAN BETAWI
1.Gambang Kromong
Kesenian musik ini merupakan perpaduan
dari kesenian musik setempat dengan Cina. Hal ini dapat dilihat dari instrumen
musik yang digunakan, seperti alat musik gesek dari Cina yang bernama
Kongahyan, Tehyan dan Sukong. Sementara alat musik Betawi antara lain; gambang,
kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Kesenian Gambang Kromong
berkembang pada abad 18, khususnya di sekitaran daerah Tangerang. Bermula dari
sekelompok grup musik yang dimainkan oleh beberapa orang pekerja pribumi di
perkebunan milik Nie Hu Kong yang berkolaborasi dengan dua orang wanita
perantauan Cina yang baru tiba dengan membawa Tehyan dan Kongahyan.Pada awalnya
lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu Cina, pada istilah sekarang lagu-lagu
klasik semacam ini disebut Phobin. Lagu Gambang Kromong muatan lokal yang masih
kental unsur klasiknya bisa didengarkan lewat lagu Jali-Jali Bunga Siantan,
Cente Manis, dan Renggong Buyut. Pada tahun 70an Gambang Kromong sempat
terdongkrak keberadaannya lewat sentuhan kreativitas "Panjak" Betawi
legendaris "Si Macan Kemayoran", Almarhum H. Benyamin Syueb bin
Ji'ung. Dengan sentuhan berbagai aliran musik yang ada, jadilah Gambang Kromong
seperti yang kita dengar sekarang. Hampir di tiap hajatan atau
"kriya'an" yang ada di tiap kampung Betawi, mencantumkan Gambang
Kromong sebagai menu hidangan musik yanh paling utama. Seniman Gambang Kromong
yang dikenal selain H. Benyamin Syueb adalah Nirin Kumpul, H. Jayadi dan bapak
Nya'at.
2.Tari Topeng Betawi
Tarian betawi yang cukup lama dikenal masyarakat adalah Tari Topeng Betawi.
Dalam Tari Topeng Betawi, Anda dapat melihat tiga unsur seni sekaligus. Yaitu
tari, teater dan musik. Musik pengiring Tari Topeng Betawi banyak sekali.
Topeng Betawi tumbuh dan berkembang di pinggir-pinggir Jakarta. Biasanya
digelar saat ada pernikahan, acara sunatan dan membayar nazar. Dalam Topeng
Betawi, para penari memakai topeng dan bercerita lewat seni gerak. Kini tari
Topeng Betawi sudah banyak dikreasikan. Sehingga Tarian Betawi pun semakin
beragam.
3.Tari Lenggang
3.Tari Lenggang
Adalah Wiwik Widiastuti yang
mengembangkan Tarian Lenggang Nyai ini. Atau lebih dikenal masyarakat dengan
sebutan Tari Lenggang Betawi. Wiwik sendiri bukan orang Betawi asli, ia adalah
orang Yogyakarta. Namun kecintaannya kepada budaya dan tarian betawi, membuat
Wiwik menciptakan kreasi Tari Lenggang Betawi ini. Dalam tarian ini dapat
melihat ada unsur tanjidor dan tari topeng yang kental sekali. Tarian Betawi
Lenggang Nyai ini bercerita tentang Nyai Dasima yang berhasil membebaskan diri
dari pemaksaan. Nyai Dasima pun mampu menentukan arah dan pilihan hidupnya.
Masih banyak lagi budaya budaya yang ada di betawi. Sebagai generasi muda seharusnya kita bisa melestarikan budaya budaya yang sudah ada sejak dulu. Oleh karena itu mulai tanamkan lah dari sekarang bahwa budaya itu harus dilestarikan agar tidak punah.
Masih banyak lagi budaya budaya yang ada di betawi. Sebagai generasi muda seharusnya kita bisa melestarikan budaya budaya yang sudah ada sejak dulu. Oleh karena itu mulai tanamkan lah dari sekarang bahwa budaya itu harus dilestarikan agar tidak punah.
Selain dengan alat
musik gambang kromongnya budaya betawi juga mempunyai berbagai macam tarian.
Tarian tarian betawi mempunyai ciri khas sendiri yaitu suara musik pengiring
yang riang serta gerakan-gerakan tari yang dinamis. Tarian tarian yang berasal
dari betawi diantaranya :
4.Tari Japin
4.Tari Japin
Tari Japin sebenarnya
adalah tari Zapin. Kebiasaan orang betawi menyebut Z dengan huruf J membuat
nama tarian ini secara otomatis berubah menjadi Japin. Tarian ini sudah
tersebar dimana-mana. Tarian ini mendapat pengaruh besar dari budaya Arab.Yang
membedakan tarian betawi Japin dengan Zapin pada umumnya adalah musik
pengiringnya. Tari Japin menggunakan musik-musik lagu betawi seperti gambus.
Tari Zapin ditarikan secara melompat-lompat sambil memukul sebuah kendang
rebana kecil. Memukulnya pun serentak dengan gerakan yang menghentak. Melihat
tarian betawi ini memberikan nuansa riang. Tari Japin Betawi biasanya
berpasang-pasangan antara perempuan dan lelaki.
5.Tari Cokek betawi
5.Tari Cokek betawi
Tarian betawi yang satu ini dibawa oleh para cukong atau tuan tanah
peranakan tionghoa yang kaya raya. Dulu mereka merawat penari cokek dan
pemain-pemain Gambang Kromong. Tarian cokek ini diiringi oleh musik Gambang
Kromong dan sering ditampilkan dalam acara-acara yang diadakan oleh Tuan Tanah.
Oleh karena itu, tarian dan pakaian tari Cokek Betawi agak mirip dengan
tarian-tarian di Cina.
Seiring berkembangnya zaman, tuan tanah yang mau menampung hidup penari cokek dan Gambang Kromong pun berkurang. Alhasil sedikit sekali yang mau melestarikan tarian betawi ini. Tari cokek agak mirip dengan ngibing. Ciri khasnya yang lain adalah goyang pinggul yang geal-geol. Kini pemain cokek dan pemain Gambang Kromong yang profesional, susah dicari.
Seiring berkembangnya zaman, tuan tanah yang mau menampung hidup penari cokek dan Gambang Kromong pun berkurang. Alhasil sedikit sekali yang mau melestarikan tarian betawi ini. Tari cokek agak mirip dengan ngibing. Ciri khasnya yang lain adalah goyang pinggul yang geal-geol. Kini pemain cokek dan pemain Gambang Kromong yang profesional, susah dicari.
6.Ondel-ondel
adalah bentuk pertunjukan rakyat betawi yang sering ditampilkan dalam
pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang
yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.
Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter
dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga
mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala
dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih Bentuk pertunjukan ini banyak
persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain.