Dari video tersebut yang mengenai iptek tentang pengelolaan
sampah yang merupakan ide dari PPLH di Bali, menjelaskan tentang mendaur ulang
sampah plastik. Kita liat para pengrajin di bali membuat sampah-sampah plastik
yang kemudian akan dijadikan barang yang berguna seperti tas belanja, tempat
pensil, dompet. Dan mereka juga menerapkan konsep 3R yaitu Reduce, Recycle,
& Reuse. Reduce artinya mengurangi, maksudnya mengurangi segala sesuatu
yang akan menghasilkan sampah. Sedangkan recycle artinya mendaur ulang,
maksudnya mengolah kembali sampah-sampah menjadi barang yang bermanfaat. Dan reuse
artinya menggunakan kembali sampah-sampah yang masih dapat digunakan untuk
fungsi yang sama ataupun untuk fungsi yang lainnya. Cara untuk membuat
barang-barang seperti pada video di atas pertama-tama kumpulkan bahan-bahan
bekas seperti detergen, kopi, mie instan serta sampah plastik lainnya yang
dikiranya cukup kuat untuk membuat barang tersebut. Kemudian sampah-sampah
plastik itu dikumpulkan lalu di sortir setelah itu dicuci kembali agar bersih
lalu dikeringkan. Untuk selanjutnya bahan di potong sesuai kebutuhan. Kemudian potongan-potongan
tersebut di jahit oleh pengrajin sebagai bahan dasar untuk membuat barang
seperti tas belanja, dompet, maupun tempat pensil. Dari video tersebut betapa
pedulinya mereka akan sampah agar tidak terjadi penumpukan sampah yang
berlebihan yang dapat menyebabkan banjir, pencemaran lingkungan serta longsor
akibatnya tumpukan sampah yang banyak. Oleh karena itu marilah kita terapkan
konsep 3r yaitu Reduce, Recycle, & Reuse agar dapat meminimalisir
sampah-sampah yang berserakan dimana-mana serta untuk membuat lingkungan bersih
akan sampah membuat lingkungan menjadi sehat & nyaman untuk di masa yang
akan datang.
Selasa, 26 November 2013
Penduduk dan kemiskinan di papua
30,66 persen adalah angka persentase penduduk miskin Papua hingga
September 2012. Dan dari data tersebut
diketahui persentase kemiskinan di Papua merupakan yang tertinggi dibandingkan
Provinsi lainnya yang ada di Indonesia.
”Tiga provinsi di kawasan timur
indonesia yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, dan Maluku merupakan
wilayah dengan persentase penduduk miskin terbesar yaitu berturut-turut 30,66
persen, 27,04 persen, dan 20,76 persen,” ucap Kepala Bidang Sosial BPS Papua
Suntono kepada wartawan.
Ia yang berbicara pada acara jumpa pers Bulanan BPS Papua menjelaskan meski ketiga provinsi tersebut secara persentase
merupakan yang tertinggi angka kemiskinannya, namun prospek pembangunan di
ketiga wilayah tersebut cukup menjanjikan. Kondisi tersebut terlihat dari
penurunan tingkat kemiskinan yang lebih besar dari rata-rata nasional.
“Pada
periode Maret 2012 – September 2012 penurun tingkat kemiskinan di Papua sebesar
0,44 persen, Papua Barat sebesar 1,16 persen , dan Maluku sebesar 1,01 persen, sedangkan
tingkat kemiskinan nasional hanya
turun sebesar 0,30 persen.” Tuturnya.
Lebih
detail, Suntono menjelaskan Pada lima tahun
pertama Otonomi Khusus (Otsus) Papua berjalan (2001-2005) persentase penduduk
miskin menurun sebesar 0,97persen, yaitu dari 41,80 persen menjadi 40,83
persen.
Sedangkan
pada lima tahun kedua pelaksanaan Otsus (2006-2010) persentase penduduk miskin
menurun sebesar 4,72 persen. Penurunan persentase penduduk miskin
terbesar terjadi pada periode Maret 2010 - Maret 2011 dimana terdapat 4,82
persen penduduk yang pada tahun 2010 penghasilannya di bawah garis kemiskinan
kini bergeser menjadi tidak miskin.
Kini
jumlah penduduk miskin di Papua (September 2012) sebesar 976.371 orang
atau sebesar 30,66 persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada enam bulan
sebelumnya (Maret 2012) yang berjumlah 966.590 jiwa, berarti jumlah
penduduk miskin bertambah sebesar 9.781 orang. Walau pun demikian, secara
persentase, tingkat kemiskinan di Papua pada periode Maret 2012-September 2012
mengalami penurunan sebesar 0,44 persenyaitudari 31,11 persen pada Maret
2012 menjadi 30,66 persen pada September 2012.
Bila
dilihat dari tipe daerahnya, ucap Suntono, penduduk miskin di Papua mayoritas
masih tertumpuk di wilayah pedesaan, namun untuk periode Maret-September 2012
jumlahnya terus berkurang, ini berjalan terbalik dengan terus bertambahnya
penduduk miskin di daerah perkotaan.
“Selama
Maret 2012-September 2012 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di pedesaan
sebesar 4 ribu orang (-1,16 persen), sebaliknya jumlah penduduk miskin di di
daerah perkotaan bertambah sebesar 13,8 ribu orang (1,57 persen),” tuturnya
lagi.
Total
Jumlah penduduk miskin di pedesaan sendiri saat ini mencapai 928,29 ribu orang,
sementara di perkotaan mencapai 48,08 ribu orang.
Agar pemerintah dapat efektif dalam pemberantasan kemiskinan
ini, maka perlu dilakukan pemetaan wilayah hunian penduduk miskin. Kemudian
memfokuskan pembangunan ekonomi pada beberapa sektor sesuai potensi daerah,
seperti daerah wisata, penghasil ikan dan mutiara, pertanian, pusat pendidikan
dan pelatihan, industri, dan sebagainya. Metode ini cukup efektif dalam
meningkatkan taraf hidup rakyat serta setiap daerah dapat memiliki "image"
wilayah dan fokus pada potensi daerah yang ada.
Infrastruktur serta fasilitas yang dibutuhkan seperti akses jalan, pembangunan resort dan jembatan penghubung antara
pulau, budidaya perikanan, kemudahan transportasi akan mendatangkan investor
lokal dan asing untuk membuka pusat wisata sekaligus melakukan bisnis. Dengan
begitu pemerintah tidak hanya berfokus dalam pembangunan lapangan kerja tetapi
juga membangun kemandirian yang dibutuhkan masyarakat Papua sendiri.
sumber:
http://www.bintangpapua.com
sumber:
http://www.bintangpapua.com
Langganan:
Postingan (Atom)