Selasa, 26 November 2013

Iptek pengelolan sampah plastik


Dari video tersebut yang mengenai iptek tentang pengelolaan sampah yang merupakan ide dari PPLH di Bali, menjelaskan tentang mendaur ulang sampah plastik. Kita liat para pengrajin di bali membuat sampah-sampah plastik yang kemudian akan dijadikan barang yang berguna seperti tas belanja, tempat pensil, dompet. Dan mereka juga menerapkan konsep 3R yaitu Reduce, Recycle, & Reuse. Reduce artinya mengurangi, maksudnya mengurangi segala sesuatu yang akan menghasilkan sampah. Sedangkan recycle artinya mendaur ulang, maksudnya mengolah kembali sampah-sampah menjadi barang yang bermanfaat. Dan reuse artinya menggunakan kembali sampah-sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun untuk fungsi yang lainnya. Cara untuk membuat barang-barang seperti pada video di atas pertama-tama kumpulkan bahan-bahan bekas seperti detergen, kopi, mie instan serta sampah plastik lainnya yang dikiranya cukup kuat untuk membuat barang tersebut. Kemudian sampah-sampah plastik itu dikumpulkan lalu di sortir setelah itu dicuci kembali agar bersih lalu dikeringkan. Untuk selanjutnya bahan di potong sesuai kebutuhan. Kemudian potongan-potongan tersebut di jahit oleh pengrajin sebagai bahan dasar untuk membuat barang seperti tas belanja, dompet, maupun tempat pensil. Dari video tersebut betapa pedulinya mereka akan sampah agar tidak terjadi penumpukan sampah yang berlebihan yang dapat menyebabkan banjir, pencemaran lingkungan serta longsor akibatnya tumpukan sampah yang banyak. Oleh karena itu marilah kita terapkan konsep 3r yaitu Reduce, Recycle, & Reuse agar dapat meminimalisir sampah-sampah yang berserakan dimana-mana serta untuk membuat lingkungan bersih akan sampah membuat lingkungan menjadi sehat & nyaman untuk di masa yang akan datang.

Penduduk dan kemiskinan di papua

30,66 persen adalah angka persentase penduduk miskin Papua hingga September 2012. Dan dari data tersebut diketahui persentase kemiskinan di Papua merupakan yang tertinggi dibandingkan Provinsi lainnya yang ada di Indonesia.
”Tiga provinsi di kawasan timur indonesia yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, dan Maluku merupakan wilayah dengan persentase penduduk miskin terbesar yaitu berturut-turut 30,66 persen, 27,04 persen, dan 20,76 persen,” ucap Kepala Bidang Sosial BPS Papua Suntono kepada wartawan.
Ia yang berbicara pada acara jumpa pers Bulanan BPS Papua menjelaskan meski ketiga provinsi tersebut secara persentase merupakan yang tertinggi angka kemiskinannya, namun prospek pembangunan di ketiga wilayah tersebut cukup menjanjikan.  Kondisi tersebut terlihat dari penurunan tingkat kemiskinan yang lebih besar dari rata-rata nasional.  
“Pada periode Maret 2012 – September 2012 penurun tingkat kemiskinan di Papua sebesar 0,44 persen, Papua Barat sebesar 1,16 persen , dan Maluku sebesar 1,01 persen, sedangkan tingkat kemiskinan nasional hanya turun sebesar 0,30 persen.” Tuturnya.
Lebih detail, Suntono menjelaskan Pada lima tahun pertama Otonomi Khusus (Otsus) Papua berjalan (2001-2005) persentase penduduk miskin menurun sebesar 0,97persen, yaitu dari 41,80 persen menjadi 40,83 persen.
Sedangkan pada lima tahun kedua pelaksanaan Otsus (2006-2010) persentase penduduk miskin menurun sebesar 4,72 persen.  Penurunan persentase penduduk miskin terbesar terjadi pada periode Maret 2010 - Maret 2011 dimana terdapat 4,82 persen penduduk yang pada tahun 2010 penghasilannya di bawah garis kemiskinan kini bergeser menjadi tidak miskin.
Kini jumlah penduduk miskin di Papua (September  2012) sebesar 976.371 orang atau sebesar 30,66 persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada enam bulan sebelumnya (Maret 2012)  yang berjumlah 966.590 jiwa, berarti jumlah penduduk miskin bertambah sebesar 9.781 orang.  Walau pun demikian, secara persentase, tingkat kemiskinan di Papua pada periode Maret 2012-September 2012 mengalami penurunan sebesar 0,44 persenyaitudari 31,11  persen pada Maret 2012 menjadi  30,66 persen pada September 2012.
Bila dilihat dari tipe daerahnya, ucap Suntono, penduduk miskin di Papua mayoritas masih tertumpuk di wilayah pedesaan, namun untuk periode Maret-September 2012 jumlahnya terus berkurang, ini berjalan terbalik dengan terus bertambahnya penduduk miskin di daerah perkotaan.
“Selama Maret 2012-September 2012 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di pedesaan sebesar 4 ribu orang (-1,16 persen), sebaliknya jumlah penduduk miskin di di daerah perkotaan bertambah sebesar 13,8 ribu orang (1,57 persen),” tuturnya lagi.
Total Jumlah penduduk miskin di pedesaan sendiri saat ini mencapai 928,29 ribu orang, sementara di perkotaan mencapai 48,08 ribu orang.
 Agar pemerintah dapat efektif dalam pemberantasan kemiskinan ini, maka perlu dilakukan pemetaan wilayah hunian penduduk miskin. Kemudian memfokuskan pembangunan ekonomi pada beberapa sektor sesuai potensi daerah, seperti daerah wisata, penghasil ikan dan mutiara, pertanian, pusat pendidikan dan pelatihan, industri, dan sebagainya. Metode ini cukup efektif dalam meningkatkan taraf hidup rakyat serta setiap daerah dapat memiliki "image" wilayah dan fokus pada potensi daerah yang ada.
Infrastruktur serta fasilitas yang dibutuhkan seperti akses jalan, pembangunan resort dan jembatan penghubung antara pulau, budidaya perikanan, kemudahan transportasi akan mendatangkan investor lokal dan asing untuk membuka pusat wisata sekaligus melakukan bisnis. Dengan begitu pemerintah tidak hanya berfokus dalam pembangunan lapangan kerja tetapi juga membangun kemandirian yang dibutuhkan masyarakat Papua sendiri.

sumber:
http://www.bintangpapua.com