Kamis, 18 Oktober 2012

Ilmu Sosial Dasar


 A. PENGERTIAN 

Berdasarkan sumber filsafat yang dianggap sebagai ibu dari ilmu pengetahuan, maka ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga :
1. Natural sciences (ilmu-ilmu alamiah), meliputi: Fisika, Kimia, astronomi, biologi dll
2. Sosial sciences (ilmu-ilmu social) terdiri dari: Sosiologi, Ekonomi, Politik antropologi, Sejarah, Psykologi, Geografi dll
3. Humanities (ilmu-ilmu budaya) meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dll.

        Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan.

        Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah masalah social khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian pengertian (fakta, konsep teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu ilmu social seperti:
Sejarah, ekonomio, geografi social. Sosiologi, antropologi, psikologi sosial.

        Ilmu social dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu social dasar yang dipadukan, karena ilmu social dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga ia tidak mengembangkan suatu penilitian sebagaimana suatu disiplin ilmu seperti ilmu-ilmu social diatas.
Ilmu sosial dasar merupakan suau bahan studi atau program pekerjaan yang khusus dirancanga untuk kepentingan atau pengerjaan yang di Indonesia diberikan di perguruan tinggi.

B. LATAR BELAKANG

        Banyaknya kritik sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh para cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang berlangsung masih berbau kolonial dan merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda yaitu kelanjutan dari politik “balas budi / etische politick” (oleh Conrad Theodore van Deventer) sistem pendidikan tersebut bertujuan menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi “tukang” yang mengisi birokrasi mereka dibidang administrasi, perdagangan, tehnik dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan negara.

Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menjadi tukang saja tetapi diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan yaitu personal, akademis dan kemampuan profesional.

a. Kemampuan Personal (kemampuan kepribadian)
        Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharaphan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan,kenegaraan (pancasila) serta memiliki pandangan luas serta kepekaan terhadap berbagai masaah yang dihadapi masyarakat Indonesia.

b. Kemampuan Akademik
        Adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan altematif pemecahannya.

c. Kemampuan Professional
      Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

C. RUANG LINGKUP 

Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :

1. kenyataan-kenyataan social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
2. konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
3. masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.

Berdasarkan bahan kajian seperti yang disebut diatas, dapat dijabarkan leih lanjut ke dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.

Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan warga Negara dan Negara
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat
6. Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan Integrasi
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Perbedaan Ilmu Sosial Dasar & Ilmu Pengetahuan Sosial :
1.ISD mulai dipelajari di perguruan tinggi , sedangkan IPS sudah dipelajari sejak tingkat SD dan Lanjutan.
2.ISD merupakan mata kuliah tunggal , sedangkan IPS merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran.
3.ISD untuk pembentukan sikap dan kepribadian , sedangkan IPS untuk pembentukan pengetahuan & ketrampilan.

Persamaan Ilmu Sosial Dasar & Ilmu Pengetahuan Sosial :
1.Bahan studi untuk kepentingan umum.
2.Bagian dari disiplin ilmu lain.
3.Membahas materi tentang kenyataan sosial dan masalah sosial.
Tujuan Ilmu Sosial Dasar:
1. Mahasiswa memiliki kesiapan untuk menekuni dunia keilmuan.
2. Mahasiswa bisa mengerti dan memahami prinsip filsafaat ilmu sebagai landasan mengerti dan memahami berbagai fenomena sosial kontemporer.
3. Mahasiswa mampu memahami berbagai konsep ilmu sosial yang akan digunakan sebagai instrumen memetakan segala problematika sosial kemasyarakatan.


D. MASALAH SOSIAL

       Masalah yang dihadapi tidaklah sama, disebabkan karena perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan alam. Masalah tersebut dapat berupa sosial, politik, moral dll. Yang membedakan masalah ini ada hubungannya dengan nilai moral dan pranata sosial.

1. Menurut masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umumadalah masalah sosial.
2. Menurut para ahli, suatu kondisi yang terwujud dalam masyarakat berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang menimbulkan kekacauan.

      Masalah sosial muncul sejak peradaban manusia karena dianggap mengganggu kesejahteraan hidup. Dan membuat masyarakat untuk mengedintifikasi, menganalisa cara untuk mengatasinya.

      ISD menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan. Dengan menggunakan kacamata obyektif berarti, konsep dan teori yang berhubungan dengan hakikat manusia dan masalahnya telah dikembangkan dalam ilmu sosial dan digunakan. Sedangkan menurut kacamata subyektif masalah yang dibahas akan dikaju menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan.


 Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang – mengenai realita – dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu
teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk meng­gambarkan secara abstrak suatu objek.  Melalui konsep, diharapkan akan dapat menyederhana­kan pemikir­an dengan menggunakan satu istilah
Prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas. Sebagai petunjuk arah, kita bisa berpegangan pada prinsip - prinsip yang telah disusun dalam menjalani hidup tanpa harus kebingunan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tjuan yang jelas pada setiap kehidupan kita. Seorang leader atau pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang berprinsip. Karena seorang pemimpin yang berprinsip pasti akan terarah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
Fakta adalah suatu informasi yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi. Fakta disertai dengan bukti yang mendukung kebenarannya.
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori.
Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru
 Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa pembuktian dan dapat digunakan sebagai premis    pada deduksi
Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan  Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat dapat dibuktikan 
Persepsi adalah  proses yang dilakukan individu dalam mengelola dan menafsirkan  kesan indra mereka dalam rangka  memberikan makna kepada lingkungan mereka, meskipun demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan obyektif.
Sistem  adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya bekerja bersama sesuai dengan aturan yang diterapkan sehingga membentuk suatu tujuan yang sama
Sumber:

Masyarakat & kebudayaan modern


PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.
B. Ciri-ciri Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi
3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.
C. Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek
Aspek Mental Manusia :
1. Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku rasionalatau logis, dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
2. Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan gagasan orang lain.
Aspek Teknologi :
1. Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan kearah kemajuan atau modernisasi.
2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi yang tinggi.
Aspek Pranata Sosial :
I. Pranata Agama :
Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan karena sekularisme
II. Pranata Ekonomi :
1. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata.
2. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
3. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi.
4. Kurang mengenal gotong-royong.
5. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan konsumsi.
6. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.
III. Pranata Keluarga :
1. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup yang cenderung inidividualis.
2. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipis.
IV. Pranata Pendidikan :
Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.
V. Pranata Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud demokratisasi masyarakat.
D. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern
Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga.
Sehingga dalam kebudayaan industri dan birokrasi modern pada umumnya, dipersonalisasi menjadi pemandangan sehari-hari. Masyarakat modern mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola kerja.
Yang terjadi kemudian adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan, karena dipacu oleh semangat kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Berger menyebutnya sebagai “lonely crowd” karena pribadi menemukan dirinya amat kuat dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi krisis. Pertama, kosmos yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan sekularisasi sehingga rasa aman lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman dirobek-robek karena individu mendesakkan diri kepada pusat semesta, ketiga nilai kebersamaan goyah, keempat birokrasi dan waktu menggantikan tokoh mistis dan waktu mitologi.
Para penganut paham pascamodern seperti Lyotard pernah mengemukakan perlunya suatu jaminan meta-sosial, yang dengannya hidup kita dijamin lebih merdeka, bahagia, dan sebagainya. Khotbah agung-nya (metanarasi) ini mengutamakan perlunya new sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam gejala dehumanisasi budaya modern.
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.
E. Kebudayaan Modern
Proses akulturasi di Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif.
Akan tetapi pada refleksi dan dalam usaha merumuskannya kerap kali timbul reaksi, karena kategori berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau penataran asing. Taraf-taraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih dapat diperbedakan, kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai pluralitas, taraf, tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat mempengaruhi masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi dalam (Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan mengerogoti Kebudayaan Nasional yang telah ada? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern. Menurut para ahli kebudayaan modern dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Kebudayaan Teknologi Modern
Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang.
Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental.
b. Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried Chicken (KFC).
Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa kagum dan penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki diri sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran.
Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli, bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern.
c. Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masing-masing. Meskipun di mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca Cola.
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu, dengan demikian belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti bagaimana orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera estetik dan cita rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya, apakah paham tanggung jawabnya (Suseno; 1992).

F. Tantangan Kebudayaan Masyarakat Modern
1. Kebudayaan Modern Tiruan
Tantangan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah Kebudayaan Modern Tiruan. Dia mengancam justru karena tidak sejati, tidak substansial. Yang ditawarkan adalah semu. Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastik, manusia tanpa kepribadian, manusia terasing, manusia kosong, manusia latah.
Kebudayaan Blasteran Modern bagaikan drakula: ia mentereng, mempunyai daya tarik luar biasa, ia lama kelamaan meyedot pandangan asli kita tentang nilai, tentang dasar harga diri, tentang status. Ia menawarkan kemewahan-kemewahan yang dulu bahkan tidak dapat kita impikan. Ia menjanjikan kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berhenti berpikir sendiri, berhenti membuat kita kehilangan penilaian kita sendiri. Akhirnya kita kehabisan darah , kehabisan identitas. Kebudayaan modern tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan tradisional kita sendiri, sekaligus juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis modern sungguhan (Suseno;1992)
2. Bagaimana Memberi Makan, Sandang, dan Rumah
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa, budaya adalah perjuangan manusia dalam mengatasi masalah alam dan zaman. Permasalahan yang paling mendasar bagi manusia adalah masalah makan, pakaian dan perumahan. Ketika orang kekurangan gizi bagaimana ia akan mendapat orang yang cerdas. Ketika kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi bagaimana orang akan berpikir maju dan menciptakan teknologi yang hebat. Jangankan untuk itu, permasalahan pemenuhan kebutuhan kita sangat mempengaruhi pola hubungan di antara manusia. Orang rela mencuri bahkan membunuh agar ia bisa makan sesuap nasi. Sehingga, kelalaian dalam hal ini bukan hanya berdampak pada kemiskinan, kelaparan, kematian, akan tetapi akan berpengaruh dalam tatanan budaya-sosial masyarakat.
3. Masalah Pendidikan yang Tepat
Pendidikan masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian serius jika bangsa ini ingin dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang menarik terkait dengan hal ini, yaitu mengenai kolaborasi kebudayaan dengan pendidikan, dalam artian bagaimana sistem pendidikan yang ada mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada suatu kebudayaan yang menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.
4. Mengejar Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Problem ini beranjak ketika kita sampai saat ini masih menjadi konsumen atas produk-produk teknologi dari negara luar. Situasi keilmiahan kita belum berkembang dengan baik dan belum didukung oleh iklim yang kondusif bagi para ilmuan untuk melakukan penelitian dan penciptaan produk-produk, teknologi baru. Jika kita tetap mengandalkan impor produk dari luar negeri, maka kita akan terus terbelakang. Oleh karena itu, hal ini tantangan bagi kita untuk mengejar ketertinggalan iptek dari negara-negara maju.
5. Kondisi Alam Global
Beberapa waktu yang lalu di halaman depan harian Kompas tanggal 12 April 2007, ada berita menarik mengenai keadaan bumi hari ini, ’Pemanasan Global, Jutaan Orang akan Teracam”. Pemanasan global akan memberi dampak negatif yang nyata bagi kehidupan ratusan juta warga di dunia. Demikianlah antara lain isi laporan kedua PBB yang sudah dipublikasikan tahun 2007. Laporan pertama berisikan bukti ilmiah perubahan iklim, sedangkan laporan ketiga akan membeberkan tindakan untuk menanganinya.
Laporan para pakar yang tergabung dalam Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) dibeberkan dalam jumpa pers secara serentak di berbagai belahan dunia, Selasa (10/04/2007). Laporan setebal 1.572 halaman itu ditulis dan dikaji 441 anggota IPCC.
Salah satu dampak pemanasan global adalah meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang. Hal itu akan mengakibatkan gunung es di Amerika Latin mencair. Dampak lanjutannya adalah kegagalan panen, yang hingga tahun 2050 mengakibatkan 130 juta penduduk dunia, terutama di Asia, kelaparan. Pertanian gandum di Afrika juga akan mengalami hal yang sama.
Laporan itu menggarisbawahi dampak pemanasan global berupa meningkatnya permukaan laut, lenyapnya beberapa spesies dan bencana nasional yang makin meningkat. Disebutkan, 30% garis pantai di dunia akan lenyap pada 2080. Lapisan es di kutub mencair hingga terjadi aliran air di kutub utara. Hal itu akan mengakibatkan terusan Panama terbenam.
Naiknya suhu memicu topan yang lebih dasyat hingga mempengaruhi wilayah pantai yang selama ini aman dari gangguan badai. Banyak tempat yang kini kering makin kering, sebaliknya berbagai tempat basah akan semakin basah. Kesenjangan distribusi air secara alami ini akan berpotensi meningkatkan ketegangan dalam pemanfaaatan air untuk kepentingan industri, pertanian dan penduduk.
Asia menjadi bagian dari bumi yang akan paling parah. Perubahan iklim yang tak terdeteksi akan menjadi bencana lingkungan dan ekonomi, dan buntutnya adalah tragedi kemanusiaan. Laporan itu mengingatkan, setiap kenaikan suhu udara 2 derajat celsius, antara lain akan menurunkan produksi pertanian di Cina dan Bangladesh hingga 30 persen hingga 2050. Kelangkaan air meningkat di India seiring dengan menurunya lapisan es di Pegunungan Himalaya. Sekitar 100 juta warga pesisir di Asia pemukimannya tergenang karena peningkatan permukaan laut setinggi antara 1 milimeter hingga 3 milimeter setiap tahun. Saat ini, pemanasan global sudah terasa dengan terjadinya kematian dan punahnya spesies di Afrika dan Asia
G. Dampak Negatif dari budaya Masyarakat Modern
1. Penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan.
2. Timbulnya praktek-peraktek curang dalam dunia kerja seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
3. Sekularisasi adalah sebuah proses pemisahan institusi-institusi dan simbol-simbol politis dari initusi-institusi dan simbol-simbol religius. Kebijakan-kebijakan Negara yang mengatur sebuah masyarakat tidak lagi didasarkan pada norma-norma agama, melainkan pada asas-asas non-religius, seperti: etika dan pragmatisme politik. Kelahiran Negara nasional dan Negara konstitusional di zaman modern menandai proses ini. Konstitusi Negara modern tidak lagi didasarkan pada doktrin-doktrin religius, seperti pada Negara-negara tradisional di Eropa abad pertengahan, melainkan pada prosedur-prosedur birokratis rasional yang mengakui kesamaan hak dan kebebasan setiap warganegara. Mengapa masyarakat modern menempuh jalan sekularisasi? Karena (1) Otoritas politis tidak merasa cukup dengan wewenangnya atas wilayah publik dan ingin juga memberikan regulasi dalam ruang privat seperti yang dilakukan oleh otoritas religius; dan (2) pikiran kritis dicurigai sebagai unsur ‘subversif’ yang melemahkan kepatuhan kepada otoritas. Sekularisasi adalah upaya memberi batas-batas di antara kedua bidang itu dengan memandang keduanya otonom, yakni yang satu tidak dapat direduksi kepada yang lain. Dengan sekularisasi, urusan-urusan religius dianggap beroperasi di dalam ruang privat, tercakup dalam kebebasan subjektif individu untuk menemukan jalan hidupnya. Efek positif sekularisasi adalah toleransi agama, sebab doktrin-doktrin dan nilai-nilai religius tidak lagi dikalkulasi di dalam politik.
Kita berbicara tentang sekularisme jika kita memusatkan perhatian kita pada efek negatif sekularisasi. Sekularisasi dapat mendorong pada ekstrem atau ekses, yakni suatu sikap berlebih-lebihan untuk menyingkirkan segala alasan, motif atau dimensi religius sebagai omong kosong. Pandangan-pandangan seperti ateisme, materialisme dan saintisme merupakan berbagai aspek dalam sekularisme. Sekularisme dalam arti ini bukanlah sebuah proses sosial-epistemologis, melainkan sebuah ideologi dengan kesempitan berpikir yang tidak dapat mentoleransi eksistensi agama di dalam masyarakat majemuk. Jika agama menghasilkan fundamentalisme religius, proses sekularisasi juga dapat menghasilkan suatu fundamentalisme tertentu, yakni fundamentalisme profane. Itulah sekularisme.
Jadi, di sini kita dapat mengatakan bahwa sekularisasi adalah proses yang wajar di dalam modernisasi, karena pemisahan antara agama dan Negara memang diperlukan untuk memungkinkan kebebasan dan keadilan dalam masyarakat majemuk, namun sekularisme harus diwaspadai. Untuk masyarakat kita yang cenderung religius, sekularisme bukanlah ancaman real; fundamentalisme agamalah yang merupakan ancaman real bagi kemajemukan. Yang sebaliknya juga harus dikatakan: Sekularisme bukanlah solusi untuk masalah kemajemukan, sebab sekularisme adalah bentuk intoleransi terhadap agama manaupun yang merupakan anggota masyarakat majemuk. Yang dibutuhkan masyarakat kita adalah tingkat sekularisasi tertentu (baik secara structural maupun kultural) agar dapat bersikap “fair” terhadap kemajemukan orientasi nilai di dalam masyarakat kita. Kebijakan-kebijakan politis yang berorientasi agama tertentu, misalnya, tidak dapat begitu saja dijadikan norma publik untuk mengatur keseluruhan masyarakat, karena akan bersikap tidak fair terhadap kelompok-kelompok lain bahkan dalam agama yang sama.
4. Liberalisme adalah ideologi modern, karena ia muncul bersamaan dengan modernisasi dan segala pertentangan ideologis dalam masyarakat modern tak lain daripada pertentangan dengan liberalisme, sehingga cerita tentang modernitas tak kurang daripada cerita tentang liberalisme dan para lawannya. Dalam arti ini, liberalisme sangat sensitif terhadap kolektivisme dan absolutisme kekuasaan. Ekonomi tidak dapat tumbuh jika terus diintervensi Negara, maka liberalisme sejak awal mendukung ekonomi pasar bebas. Di dalam pasar orang tidak bertransaksi dengan membeda-bedakan latar-belakang agama dan kebudayaan. Yang penting transaksi itu fair. Dengan kata lain, di dalam transaksi orang melihat agama partner transaksinya sebagai urusan privatnya yang tidak relevan untuk proses pertukaran dalam pasar. Pola transaksi yang melihat agama sebagai persoalan privat yang tidak relevan untuk proses pertukaran itu oleh liberalisme diaplikasikan di dalam hubungan yang lebih luas, yaitu di dalam Negara modern. Liberalisme ekonomi mengandung bahaya tertentu, yaitu intoleransi terhadap mereka yang dimarginalisasikan secara ekonomis oleh mekanisme pasar bebas itu. Namun liberalisme yang berkaitan dengan pendirian intelektual dan sikap-sikap politis justru membantu sebuah masyarakat untuk toleran terhadap kemajemukan. Jika Negara berkonsentrasi pada the problem of justice dan tidak mengintervensi the problem of good life yang adalah kewenangan kelompok-kelompok dalam masyarakat itu, Negara akan menjadi milik bersama kelompok-kelompok sosial itu dan tidak bersikap diskriminatif. Negara liberal berupaya bersikap netral terhadap agama-agama di dalamnya, dan ini justru mendukung kebebasan individu. Di sini liberalisme dapat juga dilihat sebagai hasil dari sekularisasi yang tidak secara mutlak perlu bermuara pada sekularisme. Artinya, suatu Negara liberal tidak harus sekularistis, yakni ingin menyingkirkan agama di dalamnya. Negara liberal juga bisa memiliki respek terhadap agama, namun regulasi-regulasinya tetap sekular. Ia bersikap netral dari agama, namun memberi infrastruktur yang adil bagi agama-agama untuk berkembang, sebab para anggota agama-agama itu adalah juga warganegaranya.
5. Pluralisme adalah sebuah pandangan yang beroperasi di dalam kebudayaan dalam bentuk sikap-sikap yang menerima kemajemukan orientasi-orientasi nilai di dalam masyarakat modern. Dasar pluralisme adalah the fact of plurality, yakni suatu kenyataan bahwa jika sebuah masyarakat mengalami modernisasi, masyarakat itu mengalami pluralisasi nilai di dalam dirinya. Pluralitas tidak serta merta memunculkan pluralisme, karena tidak semua orang setuju pluralitas. Kaum konservatif dan rmonatis, misalnya, akan meratapi pluralitas sebagai sindrom disintegrasi sosial dan moral. Namun ada kelompok-kelompok yang menerima pluralitas sebagai kenyataan hidup bersama dan mencoba hidup bersama secara toleran. Kelompok-kelompok ini bisa berasal dari kalangan agama, cendikia, politikus atau budayawan. Pandangan yang menerima pluralitas sebagai realitas hidup bersama dan mencoba mengembangkan sarana-sarana moral dan intelektual untuk membuka ruang kebebasan dan toleransi bagi aneka orientasi nilai etnis, religius ataupun poltis di dalam mayarakat modern itu kita sebut pluralisme.
Jika kita menilik ke belakang, ke dalam sejarah agama-agama itu, kita tidak dapat memisahkan agama dari kebudayaan. Setiap agama “tertanam” dan tumbuh dalam konteks kebudayaan dan juga sejarahnya, maka pluralitas juga menandai sejarah setiap agama. Tidak ada hanya satu Kristen, satu Hindhu, satu Islam atau satu Budhisme, karena di tiap kebudayaan berkembang cara-cara dan simbol-simbol spesifik dalam menghayati Tuhan. Simbol-simbol itu bahkan ‘dipinjam’ dari konteks kebudayaan tertentu, misalnya, Jawa, Romawi, India atau Arab. Namun tak semua kelompok agama mau bersikap fair terhadap fakta pluralitas di dalam agama-agama ini. Kelompok-kelompok macam ini – di antara mereka konservatif garis keras – terobsesi pada sebuah fiksi bahwa agama mereka itu homogen dan murni dari unsur-unsur kebudayaan. Fiksi itu sudah barang tentu berbahaya sekali karena menjadi intoleran terhadap kemajemukan kebudayaan dan agama.  Kelompok-kelompok agama yang menerima fakta kemajemukan bahkan di dalam agama mereka sendiri serta mencoba mengembangkan sebuah teologi pluralis sering dicurigai sebagai  sesuatu yang morongrong integritas iman, padahal mereka ini bisa saja justru mendorong cara-cara beriman yang dewasa dan terbuka terhadap perubahan dan perbedaan di dalam masyarakat modern.

Daftar Pustaka
Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New York.
Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa..
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural Indonesia; Impact of Village Development. Honolulu: UNS-YISS-East West Center.
Sorokin, Pitirim A. 1957. Social and Cultural Dynamics. Boston: Sargent.
Sumber:

Rabu, 17 Oktober 2012

Aircraft Radar System


1.    Pengertian
Suatu alat yang bekerja pada gelombang elektromagnetik (RF energy) yang dipancarkan ke udara bebas dan akan kembali sebagai “echo signal” jika membentur suatu target. Radar adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi atau menentukan suatu lokasi target di udara maupun daratan, pemetaan cuaca (mapping weather) berupa awan atau badai dan pemetaan daratan (ground mapping). Selain untuk menampilkan target, radar juga dapat menentukan :
a.    Bearing (sudut target)
b.    Distance (jarak target)
c.    Elevation (sudut ketinggian target)
d.    Speed (kecepatan target)
e.    Relative size

2.    Fungsi utama dari radar dalam aplikasinya digunakan untuk :
a.    Pendeteksi Cuaca (Weather Detection)
                                          
Adalah untuk mendeteksi dan menghindari dari cuaca yang dapat merusak pesawat. Display akan menampilkan informasi cuaca dengan warna yang  membedakan tingkat kepekatan / ketebalan awan, deras tidaknya hujan, badai dan area dari hampa udara serta kondisi daerah yang berupa es. Dengan jarak sampai 250 NM. Dengan menentukan daerah yang aman untuk dilalui sehingga penerbangan akan terhindar dari bahaya akibat cuaca yang buruk  tanpa mengurangi kecepatan dari pesawat itu sendiri.

a.Pemetaan darat (Groun Mapping) System ini dapat mendeteksi tampilan daratan berupa : garis pantai, danau, sungai, perkotaan dengan populasi diatas 20.000 dan juga perumahan – perumahan seperti perumahan di pengkalan militer dengan jarak minimum 20 NM.
                                                  



a.    Pencarian udara ke udara ( Air to Air Search)
Sistem ini dapat mendeteksi pesawat C -130 atau pesawat berbadan lebar dengan jarak antar  0.5 sampai 25 NM.
b.    Lokasi pemancar beacon (Beacon Mode)
Posisi, jarak dan code yang dipancarkan beacon akan dapat di tampilkan pada display radar. Yang berfungsi untuk mendeteksi dan menentukan posisi suatu pemancar.

3.    Dasar Radar
Prinsip dasar suatu radar sama dengan seseorang yang berteriak di tepi jurang, suara yang  di keluarkan akan kembali setelah beberapa saat kemudian. Gelombangombang radio akan memantul jika membentur suatu target berupa : pesawat, kapal, kendaraan, awan atau badai, dan daratan. Pada dasarnya system radar akan memancarkan (transmit) dan menerima signal pantul berupa RF energy yang dilakukan oleh radar antenna, diproses oleh bagian penerima (receiver) dan informasi tadi akan ditampilkan pada radar display (indicator). Saat system radar memancarkan RF energy, saat itu pula radar akan menghitung waktu yang ditempuh oleh setiap pulsa yang kembali. Dengan menggunakan waktu dan kecepatan yang ditempuh oleh setiap pulsa, jarak dari target dapat diketahui. Dengan radar, cuaca yang gelombangap dan kurang baik sekalipun akan memberikan rasa aman dan navigasi yang akurat.




4.    Macam-macam bentuk pancaran pada radar
a.    Pulse radar

Memancarkan gelombangombang radio dengan waktu yang singkat dan menerima signal pantul di antara pancaran satu dengan yang lain.


b.    CW (Continouse Wave) radar

Memancarkan dan menerima secara terus menerus. Di aplikasikan dalam radar  altimeter yang mana memiliki 2 antena yang berlainan, satu untuk memancar dan yang lainnya untuk menerima, keduanya diarahkan pada posisi yang sama untuk menghindari kerusakan pada alat penerima, digunakan untuk menentukan ketinggian pesawat terhadap daratan pada saat terbang


c.    Efek Doppler

Target yang mendekat akan memantulkan signal lebih kuat      dibandingkan dengan yang menjauh, sehingga konsep ini digunakan untuk mengetahui target mendekat atau menjauh.





5.    Karakteristik Radar Udara
a.    Umum
1)    Bekerja pada frekuensi X – Band (8.2 GHz – 12.4 GHz ).
2)    Mendeteksi target berupa  : cuaca (weather detection), pemetaan daratan (ground mapping), pencarian udara ke udara (air to air search), dan lokasi pemancar beacon.
3)    Komponen Utama Terdiri dari :
Ø  Transceiver
Ø  Indicator (Display)
Ø  Antenna
Ø  Control

b.    Radar  Udara 1 F Series terdiri dari ::      
1)    RT – 1F            : Fokker 28, Boeing 737-200
2)    RT – 1FB          : C-130 Hercules
3)    RT – 1FB(M)    : C-130 Hercules, Boeing 737-200, CN-235



6.    Komponen – komponen Radar Udara
a.   Transceiver

Transmitter merupakan bagian utama yang berfungsi sebagai penghasil  RF energy yang dihasilkan dari output modulator yang berupa tegangan     -13 KV DC yang selanjutnya akan di modulasikan di bagian magnetron, pada bagian ini output tadi secara ber-oscillator  merubah power DC menjadi RF energy. Energy ini akan diradiasikan ke udara melalui duplexer dan antenna menggunakan media aveguide. output yang dihasilkan berupa Frekwensi sebesar 9375 MHz ±5MHz dengan power sebesar 65 KW. Sedangkan Receiver merupakan bagian yang memproses echo signal yang diterima sebelum ditampilkan di indikator.
1)   Karakteristik dari Transmitter – Receiver :
a)   Power requirement      : 115 VAC ± 10% 400 Hz ± 5% 600 VA
b)   Transmitter
Ø  Carrier frekuensi       : 9375 ± 5 MHz
Ø  Peak power               : 65 KW
Ø  O/P pulse amplitude            : 13 KV,12 amp


Ø  O/P pulse width        : 5 µsec (WX),
  0.5 µsec (MAP),
                                                                                                  2.35 µsec (BCN)                                                                                
Ø  PRF(pulse repetition frequency)                                                                  200 Hz long pulse,
                                                                                        800 Hz short pulse
c)   Receiver
Ø  RF frekuensi                                      : 9375 MHz
Ø  MDS(minimum discernible signal)           : 102 dBm WX,
   99 dBm MAP,
   88 dBm BCN
Ø  STC(sensitivity time control)          : 80 NM nom








2)   Bagian – bagian Transmitter:

                                     
                     Transmitter Block Diagram

a)    Modulator : Menghasilkan pulse – 13 KV, sedangkan yang positinya  
akan di kirim ke indicator trigger sebagai synchronizer.
b)    Magnetron : Memodulasikan -13 KVDC untuk merubah tegangan DC 
menjadi RF Energy dengan output frequensi 9375 MHz.
c)    Mixer  Duplexer : Sebagai switch, TR / ATR switch, antara memancar 
dan menerima RF energy. Dimana pada saat TX RF energy akan 
langsung ke 
antenna dan menutup jalur ke receiver, begitupun sebaliknya.
d)    Waveguide : Sebagai media penghantar RF energy dari TX ke    
antenna.
              


                  3)Bagian - bagian Receiver :










                          Receiver Block Diagram

a)    Duplexer
b)    RF limiter : untuk membatasi atau  sebagai filter frequensi yang akan di proses.
c)    Pre Amp : sebagai penguat awal.
d)    Mixer : untuk mencampur frequensi TX dengan frequensi local oscillator untuk mendapatkan intermediater frequensi (IF).
e)    Intermediate Frekwensi (43 MHz)
f)     Video logic and detector
g)    Indicator video driver


b.   Antenna

Antenna terdiri dari feedhorn (radiator) yang berfungsi untuk meradiasikan RF energy ke Reflektor yang berbentuk parabolik, dan sebagian radar yang lebih modern menggunakan tipe antenna Plannar Array. Dan dari reflektor atau plannar array RF energy akan dipancarkan keudara bebas, jika energy tersebut membentur target akan kembali sebagai echo signal yang akan di terima pula oleh antenna. Sehinga fungsi antenna selain mengarahkan RF energy juga sebagai penerima echo signal sebelum di proses di bagian receiver. Umumnya antenna terpasang di bagian depan pesawat dengan bentuk aerodinamis yang kita sebut dengan “radome”.
1)    Karakteristik Antenna :

a)    Operating frekuensi    : 9375 MHz, Beacon 9310 MHz
b)    Reflector                     : 30 Inches

c)    Antenna gain (peak of beam)  : Pencil beam 33dB
                                                                                             Mapping beam 30 dB
d)    Tilt limit                        : Manual remote ± 14º
e)    Roll limit                       : ± 43º, with stab. Rate : 60º sec
f)     Pitch limit                     : ± 25º, with stab. Rate  : 30º sec


                                       2.Bagian - bagian Antenna 


a)    Azimuth drive (scan drive) : untuk menggerakan antenna ke kiri dan ke kanan.
b)    Roll drive : untuk menggerakan putaran antenna, roll drive mendapat input dari vertical gyro.
c)    Antenna Reflector : untuk memantulkan RF energy baik pada saat memancar ataupun menerima echo signal.
d)    Feed horn : alat untuk mengelombanguarkan RF energy yang akan di pantulkan pada reflector. 
e)    Spoiler : untuk merubah bentuk pancaran dari PENCIL BEAM ke FAN BEAM.
f)     Tilt drive : untuk mengarahkan reflector ke atas dan ke bawah, secara manual dengan merubah selector pada control panel.
g)    Pedestal : Sebagai dudukan antenna pada mounting antenna di pesawat.

   c.   Indicator

Bagian ini berfungsi untuk menampilkan informasi target yang telah di  proses  sebelumnya di bagian receiver. Indikator akan menampilkan  Video return (informasi target), Heading marker, Range marks, Alphanumeric.
1)    Karakteristik Indicaktor (Display) :
a)    Power input requirement        : 115 VAC, 400 Hz, 0.5 amp
b)    Type of display                                    : X –Y Scan
c)    Azimuth display area              : ± 90º to each side of aircraft
d)    Scan rate                                  : 65 Hz

                            2) Bagian - bagian Indicator  (Display):
                                 a)    MPU board
                                 b)    High voltage
                                 c)    Scan converter
                                 d)    DVIP board
                                 e)    CRT
                                  f) low voltage
                                 g) sweep board

                           3)    Warna untuk membedakan cuaca pada radara)    Red (merah)
Menunjukan tingkat kepekatan / ketebalan yang kuat pada awan dan hujan atau daratan dengan tingkat pantulan yang sangat kuat.
b)    Yellow (kuning)
Menunjukan tingkat kepekatan / ketebalan sedang pada awan dan hujan atau daratan dengan tingkat pantulan yang sedang.
c)    Green (hijau)
Menunjukan tingkat kepekatan / ketebalan yang rendah pada awan dan hujan pada radar cuaca serta signal beacon akan ditampilkan warna hijau, sedangkan pada pemetaan range marks, azimuth line dan alphanumeric akan ditampilkan warna hijau.
d)    Blue (biru)
Untuk menunjukan level dan pantulan yang rendah pada pemetaan (Mapping). Pada radar cuaca atau beacon, range marks, azimuth line dan alphanumeric akan ditampilkan warna biru.

d.   Control Panel

Control merupakan bagian dari sistem radar yang berfungsi untuk mengontrol seluruh operasi dari sistem radar, sistem ini juga menyajikan instruksi ke bagian transceiver dan indikator untuk menampilkan informasi. Control radar juga berfungsi untuk menggerakan antenna di antaranya : Radiation Pattern (Bentuk dan Arah Pancaran), Tilt Angelombang, Scan Mode.


                                        
                                                        1)    Functioning selector 

                                                         a)    OFF                : system off.
               b)    STBY             : warning power 3minutes.
               c)    TEST              : after 3 min test pattern is displayed blower            
                       operates and TX radiates into dummy load.

               d)    WX                  : system on antenna radiates pencil beam       
  of rainfall.
               e)    MAP               : system on antenna radiates pencil or fan                       
  beam Depending on pencil or fan switch.
               f)     BCN               : interrogating and receiver the selected
                beacon.
2)    Gain                             : manual of adjustment receiving gain.
3)    Ant tilt                         : manual of adjustment of antenna reflector.
4)    Pencil / Fan               : two position switch for either pencil beam
   or fan beam.
5)    Ant and RT lamps    : indicate antenna or RT fault.

                                             7.    Dasar – dasar Pengoperasian Radar

a.    Transmitting (Pancaran)
Waveform akan memberikan trigger seluruh system radar yang berfungsi sebagai timer, modulator  yang akan menghasilkan pulsa -13 KV yang akan dirubah menjadi RF energy pada bagian magnetron dengan cara beroscilllasi, energy tadi melalui duplexer yang merupakan bagian untuk memisahkan antara pancaran (transmit) dan penerimaan (receive), akan di kirim keantenna melalui feedhorn yang selanjutnya direfleksikan untuk di arahkan keudara bebas, antenna juga berfungsi mengarahkan dan membentuk pancaran energy sesuai dengan kebutuhan.

b.    Receiving (Penerimaan)
Saat target terdeteksi, sebagian kecil echo signal akan diterima oleh antenna. Reflektor akan memfokuskan signal tersebut kearah feedhorn, dan akan dilanjutkan ke receiver melalui waveguide dan duplexer. Receiver akan menguatkan signal tersebut dan mencampur dengan frekwensi local oscillator di mixer untuk mendapatkan indikasi kecepatan, setelah itu frekwensi akan dipisahkan antara noise dan target sehingga akan terdeteksi informasi apa yang ada di dalam pulsa tersebut. Tingkat ketebalan target akan terdeteksi sesuai dengan kekuatan signal yang kembali (echo return),tetapi itu tergantung dari jenis target yang tertangkap dan memantulkan RF energy.

c.    Menentukan Jarak
Radar dapat mengukur jarak, ini memungkinkan karena dengan pancaran signal yang secara lurus ke udara bebas sehingga dengan velocity yang tetap ukuran jarak akan didapatkan.Tipe pulsa pada sistem radar dapat menentukan jarak dengan mengukur waktu saat pulsa tersebut dipancarkan dan kembali, yaitu saat pancaran tersebut membutuhkan waktu sekitar 12,36 µS (2 × 6,18) µS/Nm antara waktu pancaran dari antenna dan kembali keantenna dari target, pada radar terminology waktu yang dibutuhkan  RF energy untuk memancar 1 Nm dan kembali (12,36 µS) disebut “Radar mile”. Jarak nautical mile setiap terget didapat dengan mengukur elapse time/waktu tempuh(in µS) dalam satu pancaran dibagi dengan 12,36 µS. Receiver saat transmit harus posisi off untuk menghindari overload , sehingga jarak minimum dapat di tentukan oleh lebar pulsa saat transmit ( Pulse Width) ditambah dengan rangkaian pengaman pada receiver, sedangkan jarak maksimum tergantung pada : Power transmitter (kekuatan pancaran), Receiver sensitivity (kepekaan penangkapan), Pulse repetition rate (PRF). Kekuatan pancaran menentukan maksimum jarak yang dapat dicapai oleh pulsa terhadap target dan echo signal yang dapat digunakan/diproses. Sedangkan kepekaan peneriman menetukan signal yang dapat diterima oleh receiver untuk dapat diproses atau terdeteksi.sedangkan PRF menetukan kemampuan setiap radar dalam pancaran pulsa sesuai yang dikehendaki, itu ditentukan dengan kebutuhan radar yang kita inginkan.

d.    Menentukan Azimuth (Bearing) Dan Elevation
Proses penentuan azimuth dan elevasi suatu target merupakan tugas antenna, dengan cara berputar atau secara scan dengan menggunakan servo motor yang ada pada antenna yang akan disinkronkan dengan pergerakan pada indikator sehingga target yang tertangkap radar akan ditampilkan sesuai dengan sudut yang diterima oleh radar, azimuth ditentukan oleh arah antenna terhadap target dan juga dapat menetukan sudut elevasi suatu target. Sedangkan untuk keakuratan tangkapan target disesuaikan dengan bentuk lebar beam pancaran, sehingga target yang didapat akan lebih akurat. Begitupun dengan menetukan kecepatan suatu target radar dibekali dengan bagaimana cara sistem penerima (receiver) mengolah pulsa yang dipancarkan dikombinasikan dengan pulsa frekwensi yang diterima ini akan menentukan kecepatan suatu target, ini merupakan tipe radar doppler yang memang diperuntukan target bergerak.

8.    Faktor – faktor yang Mempengaruhi Sistem Radar

Radar di design sejak era 1930s  dengan kemampuan yang berbeda-beda disesuaikan dengan fungsi radar itu sendiri, sehingga kemampuan radar tersebut bergantung dari faktor-faktor sebagai berikut :
a.    Frequency ( Frekwensi )
Frekwensi sangat di pengaruhi oleh tipe radar yang di gunakan, sehingga ada beberapa faktor yaitu :
Ø  Weight/power
Ø  Attenuation (hambatan)
Ø  Beamwidth ( bentuk pancaran )

b.    Weight/power (berat/kekuatan)
Frekwensi sangat berhubungan dengan panjang gelombangombang, makin tinggi frekwensi semakin pendek panjang gelombangombang. Panjang gelombangombang pada sistem radar akan sangat berpengaruh untuk berat jenis komponen radar itu sendiri, karena dengan menggunakan panjang gelombangombang yang rendah komponen yang dibutuhkan akan sangat besar dan berat, yang biasanya diperuntukan radar darat tetapi tidak demikian dengan radar udara, kebalikannya radar udara membutuhkan panjang gelombangombang yang tinggi sehingga akaan didapat komponen yang lebih ringan dan kecil. Begitu pula dengan power yang dikeluarkan ditentukan oleh bentuk dari komponennya (makin besar komponen makin besar pula power yang dipancarkan), dengan demikian power yang dipancarkan radar udara akan lebih kecil dibandingkan power yang dipancarkan oleh radar darat.


c.    Attenuation (hambatan)
Gelombangombang radio yang dipancarkan ke atmosfir akan sedikit banyak berkurang dengan penyerapan atau gangguan cuaca. Penyerapan umumnya oleh oxsigen dan air, sedangkan gangguan terutama oleh hujan.Dengan pnacaran diatas 10 GHz sangat berpengaruh dalam kemampuan suatu radar, sehingga kenapa radar tidak mampu untuk menghilangkan antara gangguan cuaca dan target yang tidak diinginkan.

d.    Beamwidth (bentuk pancaran)
Bentuk pancaran secara langsung menentukan perbandingan antara panjang gelombangombang dan lebar gelombangombang oleh antenna. Frekwensi lebih berhubungan dengan panjang gelombangombang, sedangkan lebar gelombangombang dipengaruhi oleh perbandingan antara frekwensi dan lebar dari antenna. Itu suatu contoh untuk mendapatkan lebar gelombangombang, panjang gelombangombang dan ukuran suatu antenna. Frekwensi yang rendah akan membutuhkan ukuran antenna yang besar untuk membentuk pancaran yang kecil, berbeda dengan radar yang menggunakan frekwensi tinggi akan membutuhkan ukuran antenna yang kecil.

e.    Peak Power (Power Pucak)
Dengan mendapatkan power yang maksimal sehingga akan cukup untuk mendapatkan jarak target yang maksimum. Power yang dipancarkan sangat kuat akan mendapatkan jarak yang sangat maksimal.

f.     Pulse Width (Lebar Pulsa)
Lebar pulsa akan menentukan jarak dari radar yang akan dioperasikan. Dengan panjang pulsa yang dipancarkan akan mendapatkan maksimum jarak yang didapat dari suatu radar. Ini di karenakan oleh RF energy yang dipancarkan setiap pulsa. Konsekwensinya apabila pulsa yang dipancarkan lebih lama akan membuat receiver lebih lama off. Sehingga target yang lebih dekat akan tidak terdeteksi karena echo yang kembali sebelum receiver online/on. Oleh karena itu minimum range pada pancaran lebih lama harus di rubah dinaikkan.
g.    Receiver Sensitivity (Kepekaan Penerimaan)
Saat jarak target terlalu jauh, akan menyebabkan echo signal akan lebih kecil karena hambatan. Penerimaan signal yang sangat minimum oleh receiver dan dapat digunakan (sensitivity) menentukan maksimum jarak yang di tangkap oleh radar, makin sensitif penerimaan makin jauh jarak target yang terdeteksi.

h.    Clutter (Gangguan Frekwensi)
Clutter merupakan signal yang membingungkan dan tidak diinginkan yang tampil di radar indikator. Ini dikarenakan signal yang mantul dari daratan, permukaan laut, hujan, kapal, daerah yang sedang dibangun, dan pesawat. Banyak gangguan yang muncul di layar akan menyulitkan radar menghilangkannya dan sulit membedakan target sesungguhnya. Ini salah satu yang menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu radar. Dan clutter merupakan suatu frekwensi dari sistem pemancar lain yang diterima oleh sistem penerima kita.

9.    Radar Type

Design suatu radar menentukan kegunaan suatu radar dalam menerima echo signal dan juga menentukan suatu target atau gangguan :
a.    Early warning radar (radar peringatan dini) digunakan untuk menjejak pesawat atau misile
b.    Weather radar (radar cuaca) digunakan untuk menjejak target berupa awan atau hujan
c.    Ground mapping / bombing radar (radar pemetaan dan pemboman) spesial untuk mencari daerah daratan, bukit dan sungai.



 10.  Lokasi Komponen Radar Udara :

a.    Display for pilot 
b.    Display and control For navigation
c.    Transceiver (under Deckrack)
           Antenna (nose radome